pidato
Contoh pidato untuk muhadharah.
Hai teman, ini adalah contoh sebuah pidato yang bisa
digunakan untuk acara muhadharah.
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
The honorable Mr. Saiful Bahri and Mrs. Meva and to
all my loving friends.
Firsthly, let’s say Alhamdulillah to Allah, who gave
us an opportunity, so on this night we can stay here without anyproblem.
Secondly, shalawat and salam always we given to our
prophet Muhammad saw. Who we wait his syafaat at the last day. Amin.
Akhwati Rokhimakumullah,
Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana,
kehidupan sementara, kehidupan yang sebentar saja. Jika kita dikaruniai usia
yang sama dengan Rasulullah, hidup kita di dunia sekitar 63 tahun lamanya.
Mungkin ada yang lebih lama dari itu, tetapi banyak juga yang kurang dari itu.
Berapa banyak saudara dan teman kita yang meninggal di usia muda, entah
didahului oleh sakit maupun kematian tiba-tiba. Melalui kecelakaan atau bencana
alam, misalnya.
Pendek kata, jika waktunya telah tiba, kematian
tidak bisa ditunda. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 61,
yang berbunyi :
“Maka apabila telah tiba waktunya ( yang ditentukan
) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
( pula ) mendahulukannya”.
Dari ayat tersebut, dapat kita simpulkan bahwa hidup
yang singkat ini harus diisi dengan memperbanyak amal.
Nah, pada Muhadharah kali ini, saya akan menjelaskan
tentang Tiga Amal Jariyah Menurut Hadis Rasulullah. Ada tiga amal jariyah yang
tidak akan terputus pahalanya meskipun sang pelaku telah berada di alam barzah.
Pahala tiga amal itu akan tetap mengalir kepadanya meskipun ia tak lagi hidup
di dunia.
Apa saja tiga amal jariyah yang tidak terputus itu?
Rasulullah saw. Bersabda :
“Apabila anak Adam telah mati, maka putuslah semua
amalnya, kecuali tiga perkara yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang manfaat dan
anak sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya”. ( HR. Muslim )
Oke akhwati,
Ketiga amal jariyah tadi yaitu shodaqoh jariyah,
ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.
Amal pertama yang tidak terputus meskipun mukmin itu
telah meninggal adalah shodaqoh jariyah. Yaitu shodaqoh yang kemanfaatannya
terus mengalir. Selama ia bermanfaat, selama itu pula pahalanya mengalir kepada
orang yang bersedekah itu, walaupun ia telah meninggal. Misalnya, seorang
mukmin menyedekahkan tanahnya untuk dibangunkan sebuah masjid. Selama masjid
itu digunakan banyak orang dan bermanfaat, selama itu pahala akan terus
mengalir.
Amal kedua yang tidak terputus meskipun mukmin itu
telah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu yang diajarkan kepada
orang lain, lalu orang itu mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain dan
demikian seterusnya. Misalnya, seorang guru yang memberikan ilmunya kepada
muridnya. Kemudian muridnya mengamalkan dan mengajarkannya pada temannya, maka
itu akan menjadi amal jariyah yang tidak terputus pahalanya.
Amal ketiga yang tidak akan terputus pahalanya
meskipun mukmin itu telah meninggal adalah anak sholeh yang selalu mendoakan
kedua orang tuanya. Anak disini tidak terbatas anak keturunan pertama, tetapi
jiga anak dari anak dan seterusnya. Maka disinilah pentingnya bagi orang tua
untuk mendidik putra-putrinya menjadi anak-anak yang sholih sehingga mereka
mendoakan orang tuanya tatkala orang tuanya telah meninggal. Demikian pula
anak-anak itu nantinya mendidik putra-putrinya untuk menjadi sholih-sholihah
lalu mendoakan orang tua serta kakek dan neneknya.
Akhwati Rokhimakumullah,
Kesimpulannya adalah mari kita berusaha untuk
memperbanyak sedekah jariyah yakni sedekah yang kemanfaatannya berjangka
panjang bahkan “permanen” tentu saja tanpa mengesampingkan sedekah lainnya,
kita berusaha untuk terus dan terus mencari ilmu disertai dengan mengamalkan
dan mendakwahkan atau mengajarkan ilmu tersebut, kita juga terus berusaha
mendoakan kedua orang tua kita agar nantinya kita juga didoakan oleh anak-anak
kita. Sebab sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat gan doa anak-anak sholih
untuk orang tuanya itulah tiga investasi utama yang pahalanya terus mengalir
meskipun kita meninggal dunia.
Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya
mohon maaf.
Wassalamua’laikum. Wr. Wb.
Itulah contoh pidato untuk muhadharah.
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar