Kelenjar Gonad

KELENJAR KELAMIN
Kelenjar Gonad adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan hormon seks yaitu androgen dan sperma. Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron serta memproduksi sel telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat kelamin sekunder mulai nampak, terjadi peningkatan sekresi gonadrotropin (FSH dan LH) yang merangsang perkembangan dan produksi kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan kepekaan hipotalamus terhadap inhibasi (hambatan) steroid menurun.
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi 3 golongan :
Spermatogenesis untuk perkembangan sperma.
Pelaksanaan kerja seksual
Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon (fungsi endokrin) yang berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormon seks pria pada organ seks tambahan, mebolisme sel dan fungsi tubuh lain.
Testis menghasilkan beberapa hormon seks pria yang bersama-sama dinamakan androgen. Salah satu diantaranya testosteron lebih banyak dan lebih kuat dari yang lain, serta bertanggung jawab pada efek hormon pria. Testosteron dibentuk oleh sel interstisial legding yang terletak pada interstisial antara tubulus seminalis. Sekresi androgen (hormon seks pria), misal kelenjar adrenal menyekresi androgen dalam keadaan tidak menyebabkan sifat maskulinisasi yang bermakna.
Fungsi endokrin testis:
 Testis janin dapat menurun hingga trimester ketiga kehamilan, mensinistrasis androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum minggu 11) menghasilkan testosteron.
Pada janin testosteron diperlukan untuk diferensiasi genetalia interna-eksterna laki-laki.
Pada pria dewasa untuk perkembangan dan mempertahankan seks sekunder pria serta spermatogenesis.
Setelah lahir, sel Leyding mengalami masa istirahat dan mulai aktif kembali  menjelang masa remaja (pubertas). Pengaruh gonodotropin adenohipofisis adalah menyempurnakan maturasi sistem reproduksi. Pengatura fungsi endokrin testis :
LH/ICTH adenohipofisis, merangsang sekresi testosteron oleh sel Leyding. Sedangkan pelepasan LH diatur oleh GnRH hipotalamus.
Sebaliknya testosteron melalui feed back negatif mengendalikan pelepasan LH.
Pengaturan spermatogenesis :
Folikel perangsang hormon, merangsang spermatogenesis.
Hormon lutein, merangsang sekresi testosteron dan mempertahankan spermatogenesis. Kerja FSH dan testosteron merangsang sel untuk membentuk senyawa yang diperlukan untuk maturasi sperma. Sekresi FSH diatur melalui mekanisme feed back negatif yaitu peningkatan sekresi dari sel sertolli.
Fungsi testosteron :
Distribusi rambut tubuh Testosteron menyebabkan tumbuhnya rambut pubis, pola rambut dari pubis ke atas sampai pusat (umbilikus), rambut di wajah, dada dan bagian lain tubuh seperti punggung (jarang). Testosteron juga menyebabkan rambut yang tumbuh di berbagai bagian tubuh menjadi lebih tebal (prolific).
Kebotakan Pria Testosteron menghambat pertumbuhan rambut pada puncak kepala. Kadar testosteron yang tinggi menyebabkan kebotakan khas pria (androgenetic alopecia). Mengapa tidak semua pria botak? Hal ini disebabkan terjadinya kebotakan khas pria dipengaruhi oleh adanya 2 faktor utama yaitu faktor genetik kebotakan dan tingginya kadar testosteron.
Perubahan suara  Ketika usia pubertas, terjadi hipertrofi mukosa laring dan penebalan laring. Suara pada awalnya akan terdengar "pecah" karena transisi dari anak-anak, namun kemudian akan berubah stabil menjadi suara pria dewasa.
Penebalan kulit dan timbulnya jerawat Testosteron menyebabkan penebalan kulit dan peningkatan sekresi kelenjar lemak yang berkontribusi terhadap munculnya jerawat. Hal ini terutama terjadi di awal usia puber. Setelah beberapa tahun terpapar tingginya testosteron, kulit akan beradaptasi sehingga tidak lagi banyak jerawat pada usia dewasa.
Peningkatan pembentukan protein tubuh dan pembentukan otot Testosteron akan meningkatkan pembentukan protein struktural tubuh di berbagai bagian tubuh pria termasuk laring dan jaringan otot. Penambahan massa otot ini sangat signifikan sehingga pada laki-laki mengandung 50% lebih banyak otot tubuh dibanding wanita. Efek peningkatan sintesis otot ini membuat testosteron banyak disalahgunakan oleh atlet untuk meningkatkan kekuatan dan penampilan otot. Efek jangka panjanglah yang seringkali berdampak negatif.
Peningkatan matriks tulang dan retensi kalsium Tetosteron dengan efek anaboliknya meningkatkan deposisi kalsium di tulang dan meningkatkan ukuran matriks tulang. Hal ini menyebabkan peningkatan massa dan ukuran tulang termasuk tulang vertevra dan tungkai. Sesuatu yang dapat dilihat dengan mudah yaitu pertambahan tinggi tubuh dan pembentukan panggul khas pria. Walaupun begitu testosteron juga meningkatkan kecepatan penutupan epifisis tulang. Hal ini akan membatasi pertumbuhan memanjang dari tulang. Jadi ada 2 hal penting efek testosteron terhadap tinggi badan yaitu percepatan dan juga pembatasan memanjangnya tulang.
Peningkatan Metabolisme Basal Usia puber dan dewasa muda, testosteron yang diproduksi testis membuat metabolisme basal tubuh lebih tinggi sampai 5-10% daripada bila testis tidak aktif. Peningkatan ini berari aktivitas sel yang lebih tinggi yang lebih banyak membutuhkan energi.
Peningkatan sel darah merah hemoglobin Testosteron berefek menstimulasi pembentukan sel darah merah yang mengandung hemoglobin sehingga pada pria kadar hemoglobin akan lebih tinggi dari wanita. Hal ini diduga cenderung secara tidak langsung via peningkatan kecepatan metabolisme tubuh daripada efek langsung testosteron di sumsum tulang. Peningkatan sel darah merah hemoglobin
Peningkatan volume cairan tubuh Pada usia pubertas terjadi peningkatan komposisi cairan darah dan ekstraseluler sampai 5-10% dibanding sebelumnya. Testosteron mempunyai efek retensi natrium dan air di tubulus ginjal, walaupun secara penelitian efeknya hanya kecil.
Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan dalam periode kehamilan. Sistem hormon wanita :
FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.
LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).
Estrogen. Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka internal folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal mrlalui konfersi hormone androgen. Pada pria diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Estrogen berfungsi untuk merangsang sekresi hormon LH. Pada uterus: menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks:menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara, juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / generasi tulang. Pada wanita pascamenopouse, untuk pencegahan tulang kropos/ osteoporosis, dapat diberikan terapi hormone estrogen (sintetik) pengganti. Hormon estrogen berfungsi mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita, saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.
Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran.
Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron merangsang pembentukan air susu.
Ovarium merupakan organ otonom, kemampuan fungsionalnya dipengaruhi oleh banyak rangsangan dari luar yang disalurkan ke sistem saraf pusat. Endokrin memiliki pengaruh modulasi terhadap produksi gamet dan hormon gonadropin hipofisis yaitu FSH dan LH.
Pengaruh estrogen adalah menggiatkan jaringan seks asesori, dengan merangsang pembelahan sel dalam lapisan yang lebih dalam, menyebabkan penggantian lapisan luar secara lebih cepat. Pembelahan sel yang cepat akan berlangsung terus menerus merupakan suatu fakor predisposisi jaringan untuk menjadi kanker.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia

Issue terkini dalam ANC dan Evidence Based dalam praktik kebidanan

contoh makalah tugas gadar