sistem perkemihan

Pengertian Sistem Urinaria

Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Sistem urinaria terdiri atas:
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing. (Evelyn 2006, p. 245)

Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis dan di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang mulai dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga.Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki banyak ruang disebelah kanan. Setiap ginjal panjangnya 6-7,5 cm dan tebal 1,5-2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gr.

Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua.Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid.Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises.Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal. Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus,  dari sini tubulus berjalan sebagian berkelok-kelok dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus berkelok-kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama atau tubula proksimal dan sesudah itu terdapat sebuah lengkung, lengkung henle. Kemudian tubula itu berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubula distal, yang  bersambung dengan tubula penampung yang berjalan melintasi korteks dan medula, untuk berakhir dipuncak salah satu piramidis. Bagian-bagian Ginjal:
Kulit Ginjal (korteks)
Didalam kulit ginjal terdapat nefron yang bertugas melaksanakan pernyaringan darah.Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler-kapiler darah yang tersusun bergumpal-gumpal disebut glomerus.Tiap glomerulus dikelilingi oleh kapsula bowman dan gabungan antara glomerulus dengan simpai bowman disebut badan malphigi.Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu antara glomerulus dan simpai bowman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam kapsula bowman.
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal memiliki 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter. Setiap nefron mulai sebagai berkas kapiler (badan Malpighi/glomerulus) yang erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada uriniferus atau nefron. Bagian-bagian nefron :
Glomerulus merupakan suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteri afferent yang kemudian bersatu membentuk arteri eferen, berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
Kapsula bowman merupakan bagian tubulus yang melingkupi glomelurus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerulus.
Tubulus terbagi menjadi 3 yaitu :
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubulus.
Lengkung Henle membentuk lekukan tajam berbentuk U. Lengkung henle berfungsi untuk mereabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi dari bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan difusi urin.
Tubulus Distal, berfungsi dalam augmentasi dan sekresi zat-zat tertentu.
Sumsum Ginjal (medulla)
Sumsum ginjal terdiri dari beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.Diantara piramid terdapat jaringan korteks yang disebut kolumnarenal, pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari kapsula bowman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urin yang merupakan penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
Rongga Ginjal (pelvis renalis)
Pelvis renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar yang bercabang disebut kaliks, dari kaliks minor urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis, ke ureter, hingga ditampung dalam kandung kemih (vesikia urinaria).
(Syaifuddin 2016, p. 302-303)

Fungsi Ginjal
Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh;
Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit);
Mengatur keseimbangan asam-basa (pH);
Ekskresi sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, zat-zat toksik, obat-obatan, hasil hemoglobin dan bahan kimia asing (pepsida);
Fungsi hormonal dan metabolisme (berperan dalam proses pembentukan sel darah merah / eritropoesis).
(Syaifuddin 2016, p. 305)
Proses Pembentukan Urin (Mikturisis)
Mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia.Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu mengkosongkannya.Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari pleksus hipogastrik.

1. Proses penyaringan (filtrasi)
          Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan amoniak mengalir ke dalam glomerulus untuk disaring.Bagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.Cairan tersaring ditampung oleh kapsulabowman dan menghasilkan filtrat glomerulus (urine primer) yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat, dan lain-lain. Proses ini terjadi karena adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengerutnya arteri yang memanjang menuju dan meninggalkan glomelurus. Secara normal, setiap hari kapsula bowman dapat menghasilkan 180 L filtrate glomelurus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi filtrasi:
Aliran darah ginjal, ditentukan oleh gradien tekanan yang melintasi pembuluh renal. Perbedaan antara tekanan arteri renalis dan tekanan hidrostatik vena renalis dibagi dengan tahanan pembuluh darah total.
Tekanan filtrasi, perubahan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus, perubahan tekanan darah serta konsentrasi arteriola afferent dan efferent.
Luas permukaan filtrasi berkurang akibat dari penyakit yang merusak glomerulus dan nefrektomi parsial.
Permeabilitas membran filtrasi meningkat akibat penyakit ginjal.

Proses Reabsorbsi
          Urine primer banyak mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain glukosa, garam-garam dan asam amino. Urine primer kemudian diangkut menuju tubulus kontortus proksimal pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrim, klorida, fosfat, vitamin dan ion bikarbonat. Proses ini menghasilkan urine sekunder. Prosesnya sebagian terjadi secara transpor aktif dan sebagian yang lain secara difusi. Apabila terdapat konsentrasi suatu zat tersebut dalam jumlah yang tinggi, tubulus tidak mampu lagi mereabsorbsi zat-zat tersebut dan akhirnya akan dieksresikan ke urin.
Augmentasi / Sekresi
Selain reabsorbsi juga terjadi proses sekresi pada tubulus. Seperti K+, H+, NH4 disekresi dari darah menuju filtrate. Sekresi ion Hidrogen (H+) berfungsi mengatur pH dalam darah, misalnya jika dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen akan disekresikan ke dalam urine. Sekresi K+ juga berfungsi menjaga mekanisme hemestatis.Air yang bergerak keluar dari lengkung henle descending dan air yang bergerak masuk saat lenkung henle ascending membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik.Setelah itu filtrat terdorong dari tubulus renalis ke tubulus duktus kolektivus yang bersifat permeable terhadap urea.Disini urea keluar secara difusi dan air keluar dari filtrat secara osmosis.Proses ini menghasilkan urine sebenarnya. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi tinggi.Dari duktus kolektivus, urine dibawa ke pelvis renalis kemudian dialirkan menuju vesika urinaria tempat penyimpanan sementara urine. (Syaifuddin 2016, p. 309-310)

Ciri-ciri urine yang normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesuai jumlah cairan yang dimasukkan.Banyaknya bertambah pula bila terlalu banyak protein yang dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tampak terapung di dalamnya.
Baunya tajam.
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
Berat jenis berkisar dari 1010 mg sampai 1025 mg.
Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
Air                   96%
Benda padat     4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein.Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 ccm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.
Elektrolit atau garam, seperti natrium klorida dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.
Tes fungsi ginjal disebut dengan Urinalisis. Urinalis merupakan tes awal meliputi tes Makroskopis yaitu warna, bau, kejernihan, tes kimia, pH, glukosa, protein dan tes Mikroskopis untuk mendeteksi keberadaan sel darah merah, sel darah putih, bakteri, kristal dan sebagainya.
(Evelyn 2006, p. 251)

Peredaran darah ginjal
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteri renalis yaitu arteri aferen (yang masuk ke glomerulus) dan arteri eferen (yang keluar dari glomerulus).Arteri ini berpasangan kiri dan kanan.Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri arkuata.Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus.Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut kapsula bowman.Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan kapsula bowman kemudian menjadi vena renalis (pembuluh keluar dari ginjal dan bermuara ke vena kava inferior).Kapiler pritubulus, terdapat disekeliling tubulus.

Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor).Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ginjal.Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison.Adrenal dihasilkan oleh medulla.

Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ±25-30 cm, dengan penampang ±0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Tebal setiap ureter kira-kira setebal tangkai bulu angsa.Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal dan berjalan ke bawah melalui rongga abdomen masuk ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke dalam sebelah posterior kandung kencing. Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
Dinding luar (jaringan ikat yaitu jarinagn fibrosa);
Lapisan tengah (lapisan otot polos);
Lapisan sebelah dalam (lapisan mukosa).
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
            Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum.Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
            Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
            Ureter kanan terletak pada pars desendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
            Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup oleh peritoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
            Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.
            Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh darah ureter:
Arteri renalis
Arteri spermatika interna
Arteri hipogastrika
Arteri vesika inferior
Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksus pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.

Vesika Urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. Kandung kencing bekerja sebagai penampung urine, organ ini berbentuk buah pir, letaknya dipanggul besar, di depan isi lainnya, dan di belakang simfisis pubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi.Bagian terbawah terpancang erat dan disebut basis, bagian atas atau fundus naik jika kandung memekar karena urine. Puncaknya (apaks) mengarah ke depan bawah dan ada di belakang simfisis pubis. Bagian vesika urinaria terdiri dari:
Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae.Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
Persarafan vesika urinaria
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior.Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus.Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
            Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari vesika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.
Pengisian Vesika Urinaria
Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan sirkuler. Kontraksi peristaltik teratur 1-5 kali/menit menggerakkan urin dari pelvis renalis ke vesika urinaria disemprotkan setiap gelombang peristaltik, ureter berjalan miring melalui dinding vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup.
Pengosongan vesika urinaria terjadi dengan adanya kontraksi m. detrusor yang bertanggung jawab terhadap pengosongan vesika urinaria selama berkemih, berkas otot berjalan pada sisi uretra, serabut ini dinamakan sfingter uretra interna. Berkemih merupakan suatu refleks spinalis yang dipermudah dan dihambat oleh pusat saraf yang lebih tinggi, dikendalikan oleh pusat saraf di otak. Refleks diawali dengan peregangan otot vesika urinaria waktu terisi oleh urine, impuls aferen berjalan menuju nervus splanknikus dan spinkter ini melemas bila urin masuk ke pelvikus dan ke segmen sakralis 2, 3, dan 4 medula spinalis.

 Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya ±20 cm. Lapisan uretra laki-laki terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada laki-laki terdiri dari:
Uretra prostatika
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.
Uretra membranosa
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostat dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra kevernosa
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang.Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium uretra eksterna
Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran. (Syaifuddin 2016, p. 306-307)

Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya 2,5-3,5 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretraini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pola berkemih
Usia
Obat-obatan
Suhu
Psikologis
Asupan nutrisi dan cairan
Kondisi penyakit
Jenis kelamin
Gaya hidup
Tingkat aktivitas
Kelainan dan Gangguan Penyakit pada Sistem Perkemihan
Anuria, tidak terjadinya proses pembentukan urin.
Poliuria, produksi urine melebihi batas normal.
Uremia, terbawanya urine ke dalam aliran darah akibat kebocoran pada salah satu saluran dalam nefron
Albuminuria, adanya albumin maupun protein lain di dalam urine, terjadi kerusakan pada alat filtrasi (glomerulus).
Batu ginjal, terbentuknya garam kalsium dan penimbunan asam urat sehingga membentuk kalsium karbonat pada ginjal atau saluran urine.
Diabetes melitus, terdapatnya glukosa dalam urine akibat kekurangan hormon insulin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia

Issue terkini dalam ANC dan Evidence Based dalam praktik kebidanan

contoh makalah tugas gadar